Musim panas, 1997
Lee Soo Yeon (Kim So Hyun yang
nantinya akan diperankan oleh Yoon Eun Hye) pulang sekolah. dan masuk rumah dengan was-was namun waspada.
Namun sesampainya di rumah bukan ibu yang ia temukan, tapi ayahnya, buronan
polisi, yangmembekapnya dan bertanya di mana ibunya. Soo Yeon menggeleng dengan
ketakutan, dan ayahnya langsung menutupinya dengan selimut dan mulai
memukulinya.
Sementara ibunya ternyata
bersembunyi di luar rumah, mendengar jeritan Soo Yeon yang kesakitan.
Tiba-tiba Detektif Kim (Jeon
Gwang Ryul) masuk dan menangkap ayah Soo
Yeon. Rupanya ibu Soo Yeon yang memanggil polisi. Saat akan meninggalkan
ruangan, ia menemukan Soo Yeon ada dibalik selimut dan berkata lirih, “Aku
bersalah.. aku bersalah,” sebelum ia pingsan.
Detektif Kim segera membopong Soo
Yeon bertemu dengan ibu Soo Yeon yang malu pada para tetangga karena suaminya
ditangkap polisi. Ia lebih memikirkan rasa malunya daripada anaknya yang
pingsan.
Musim gugur, 1998
Han Jung Woo (Yeo Jin Goo yan g
nantinya akan diperankan oleh Park Yoo Chun) sekolah di Amerika. Ia sangat
senang sekali mendengar ayahnya telah datang. Tapi ternyata bukan ayahnya yang
datang, melainkan sekretarisnya yang datang atas suruhan ibu tirinya yang
memberi kesempatan Jung Woo untuk liburan melihat-lihat calon universitas yang
akan Jung Woo masuki.
Tapi ternyata Jung Woo tak
mematuhi perintah ibu tirinya, Hwang Mi Ran, malah pulang ke Korea. Ia sudah
ingin bertemu dengan ayahnya. Ternyata ayahnya sudah 6 bulan dipenjara dan hari
ini keluar.
Bersama Mi Ran, ia pergi ke
penjara untuk menjemput ayahnya. Di sana ia melihat seorang gadis berseragam
yang menunduk.
Tapi ayah Jung Woo, Han Tae Joon,
tak suka melihat kehadiran Jung Woo yang seharusnya belajar di Amerika. Rupanya
Jung Woo juga tak pernah diberitahu tentang ayahnya yang dipenjara. Mi Ran, langsung
menjadi ibu teladan, dengan meminta suaminya untuk memarahinya jangan memarahi
Jung Woo.
Setelah Tae Joon keluar dari
penjara, ternyata ia tak langsung pulang ke rumah. Ia pergi ke rumah ayahnya, Kakek
Han.
Tae Joon membawa Kakek Han yang
sedang sakit ke rumah sakit, walau ibu tirinya (Kang Hyun Joo) mencoba mencegahnya.
Menurut Hyun Joo, suaminya akan meninggal kalau dibawa ke rumah sakit dan Tae
Joon akan menjadi pembunuh.
“Terus kenapa? Apa sekarang kau
ingin menjebloskanku karena tindak pembunuhan?” tanya Tae Joon keji. Dan Tae
Joon tetap meneruskan rencananya. Perawat Kakek Han, Jung Hye Mi, diberi
pesangon dan disuruh pergi sekarang juga. Ia juga menuduh Hyun Joo telah
mencuri uangnya selama ia dipenjara. Dan Tae Joon mengancam Hyun Joo agar
menyerahkan uang itu agar anaknya (yang berarti adik tirinya) tak akan mati.
Note : Hyun Joo ini sepertinya
istri muda yang jarak umurnya terpaut jauh dengan suaminya. Bahkan Hyun Joo ini
sepertinya sepantaran dengan Tae Joon. Dan putranya juga masih kecil, kalau
melihat kamarnya yang seperti kamar anak-anak.
Hyun Joo kaget mendengar ancaman
itu dan segera berlari ke kamar anaknya. Ia kaget dan ketakutan setengah mati
melihat kamar putranya kosong dan hanya ada dua anjing herder yang
menggongonginya. Ia memanggil-manggil putranya, “Joon.. Joon.. “ tapi anaknya
tak pernah muncul.
Tae Joon menangkap Hyun Joo yang
histeris. Namun ternyata anak Hyun Joo tak berhasil ditangkap Tae Joon. Anak
itu lari dengan memecah kaca jendela.
Anak itu, dengan kalung dari ibu
yang tergantung di lehernya, ternyata melarikan diri dengan darah di kakinya.
Di tengah jalan, perawat ayahnya, Hye Mi, menariknya dan membawanya pergi.
Gadis yang dilihat Jung Woo di
penjara adalah Soo Yeon yang menjemput mayat ayahnya yang dihukum mati karena
membunuh seorang anak. Antara sedih dan
lega, karena ayahnya yang suka menyiksa telah meninggal dunia, Soo Yeon
menemani ibunya yang mabuk-mabukkan meluapkan perasaannya.
Jung Woo tak bisa tidur dan
berjalan-jalan sampai ke suatu taman. Ia melihat ada gadis itu, Soo Yeon, duduk
di ayunan dan langsung mengenalinya. Soo Yeon menebak kalau Jung Woo
mengenalnya karena semua orang menggosipkan ia dan ibunya (sebagai keluarga seorang
pembunuh).
Dan Jung Woo balik menebak kalau
Soo Yeon ini adalah artis. (cieee… cantik sih..). Soo Yeon langsung
meninggalkan Jung Woo. Tapi hujan turun dan Jung Woo berteduh dan mengajak Soo
Yeon untuk ikut berteduh.
Tapi Soo Yeon malah berlari
meninggalkannya.Ternyata Soo Yeon pergi untuk mengambilkan payung untuk Jung
Woo. Mereka berjanji untuk bertemu kembali di taman ini untuk mengembalikan
payung.
Jung Woo pun pulang dengan memakai
payung Soo Yeon. Namun karena angin kencang, payung itu salah satu besi
penyangganya patah hingga Jung Woo pun kehujanan. Tapi Jung Woo malah senang
terkena hujan.
Keesokan harinya, Soo Yeon pergi
ke taman dengan perasaan bahagia dan bersemangat. Namun di tengah jalan, ia mendengar
suara kaca dipecah. Ternyata di salah satu rumah, ada anak yang mencoba memecah
jendela. Sepertinya ingin kabur. Tapi jendela itu berteralis.
Melihat Soo Yeon, anak itu
beringsut ke pojok dan menyembunyikan dirinya di balik selimut.
Tae Joon masih belum bisa
menemukan adik tirinya. Sedangkan ibu tirinya tak mau memberikan uang itu jika anaknya
masih belum dikembalikan padanya. Maka Tae Joon menyuruh anak buahnya untuk
menemukan adik tirinya, walaupun sudah dalam bentuk mayat.
Jung Woo akan pergi ke taman, tak
mempedulikan rengekan adik tirinya, Ah Reum, yang ingin ikut dengannya. Tapi
Jung Woo memang tak bisa pergi karena ibu tirinya memberitahukannya kalau
kakeknya meninggal. Walaupun Jung Woo tak pernah bertemu dengan kakeknya, tapi
kabar ini membuatnya sedih.
Jadi alih-alih pergi menemui Soo
Yeon, Jung Woo pergi ke rumah duka sebagai wakil keluarga menerima ucapan duka
cita. Menurut Mi Ran, ayahnya sekarang sedang ada di rumah sakit.
Tapi ternyata Tae Joon tidak di
rumah sakit, melainkan sibuk memaksa Hyun Joo untuk berbicara. Jung Woo mendengar
percakapan Mi Ran dan ayahnya di telepon bertanya di mana ayahnya. Berpura-pura
baik Mi Ran meminta Jung Woo untuk menerima para tamu. Tapi Jung Woo tahu kalau
Mi Ran hanya berakting dan menyuruhnya berhenti berpura-pura menjadi ibunya.
Maka Mi Ran pun menghentikan
sikap manisnya dan dengan kaku ia mengatakan kalau ayahnya sedang melindungi uangnya. Dan ia juga
meminta Jung Woo untuk segera pulang ke Amerika.
Sementara Soo Yeon menunggu kedatangan Jung Woo di taman, sambil
menebak-nebak dengan tetesan air di ember, "dia datang.. dia tak
datang.. dia datang.. dia tak datangg.."
Usaha Tae Joon ternyata gagal.
Walau disekap di rumah sakit, Hyun Joo tetap tak mau memberitahukannya.
Perawat Hye Mi menyamar menjadi
perawat rumah sakit dan menemui Hyun Joo. Ia memberitahu Hyun Joo kalau Hyung
Joon, putra Hyun Joo selamat dan sekarang bersamanya. Hyun Joo lega dan
menyuruh Hye Mi untuk menculik anak Tae Joon. Han Jung Woo.
Jung Woo kelelahan karena
menerima tamu sekian banyak. Akhirnya Tae Joon datang. Tentang kepulangannya
yang tiba-tiba, ia meminta Jung Woo untuk tak pernah melakukan sesuatu yang
tanpa seijinnya. Ia menyuruh Jung Woo untuk kembali ke Amerika.
Jung Woo sepertinya enggan dan
bertanya apakah ia bisa pulang saat liburan. Ayahnya malah mengatakan kalau
Jung Woo memang ingin kembali, maka ia bisa bersekolah di sini. Jung Woo
gembira mendengarnya. Tae Joon mengatakan kalau hanya Jung Woo-lah, satu-satunya
yang ia percayai.
Dan Mi Ran mendengar pembicaraan
mereka.
Jung Woo baru teringat dengan
janjinya pada Soo Yeon setelah ia kembali ke kamar.
Soo Yeon yang akhirnya pulang
karena Jung Woo tak kunjung datang, mengintip ke jendela tempat anak yang ia
temui tadi pagi berada. Tapi Hye Mi muncul dan memperingatkannya agar tidak
ikut campur. Melihat wanita itu membawa obat dan makanan, maka Soo Yeon pun
pergi.
Detektif Kim meminta atasannya
membuka kembali kasus pembunuhan yang melibatkan ayah Soo Yeon. Penjahat yang
sebenarnya telah mengaku. Dan ia akan bertanggung jawab karena kesalahan ini.
Jung Woo akhirnya masuk sekolah
baru. Dengan membawa payung kuning, ia mencoba mencari Soo Yeon. Tapi yang ia
temukan bukanlah Soo Yeon, melainkan si nomor 27, anak seorang pembunuh. Itulah julukan
murid sekolah itu untuk Soo Yeon.
Karena shock, Jung Woo tak
sengaja mundur menjauhi Soo Yeon. Dan Soo Yeon menganggapnya sama seperti murid
yang lainnya. Namun Soo Yeon tak bisa diam saat Jung Woo dibully oleh teman
mereka yang dikalahkan Jung Woo saat bermain basket.
Namun Jung Woo yang juga tak mau
dibully, menantang murid-murid itu kembali dan akhirnya Jung Woo dikeroyok dan ditendangi.
Kali ini Soo Yeont tak dapat membantunya karena yang dialami oleh Jung Woo
sering ia terima dari almarhum ayahnya. Soo Yeon menutup telinganya, mencoba
menutup dirinya dari kejadian yang itu.
Soo Yeon menemukan payung
kuningnya ada di-lockernya. Melihat Jung Woo menunggu hujan reda, ia pun
meminjamkannya lagi. Jung Woo tak mau. Maka Soo Yeon berkata kalau ia tak
pernah membunuh siapapun.
Tapi Jung Woo tetap tak mau. Ia
sudah mengembalikan payung itu dan urusan di antara mereka sudah selesai. Jung
Woo melihat Soo Yeon menangis, tapi menurut Soo Yeon ia tak menangis sedih,
tapi karena matanya perih terkena angin.
Jung Woo merasa menyesal, marah,
kesal dan frustasi. Ia, remaja 15 tahun yang baru saja menyukai seorang gadis
yang ternyata anak pembunuh dan dikucilkan di sekolah. Maka ia tak dapat
melakukan hal lainnya, selain mengeluarkan perasaannya di taman bermain. Ia menghentakkan
ayunan itu dengan keras dan berteriak mengeluarkan semua perasasaannya.
Sementara Soo Yeon pulang dengan
sedih. Melawati rumah aneh itu, ia mendengar seorang wanita membujuk Joon untuk
segera pergi. Ia mencoba mengintip tapi ia hanya bisa melihat sekilas karena
keburu ketahuan oleh wanita itu.
Kebetulan ibunya lewat dan
kehujanan karena tak memakai payung. Maka payung kuning itu dibuka, dan nampak
secarik kertas, pesan dari Jung Woo yang membuatnya tersenyum, “Milik anak
paling terkenal di daerah ini, Lee Soo Yeon.”
Akhirnya emosi Jung Woo reda, dan
ia pun mencari rumah Soo Yeon. Ia menemukan rumah itu. Detektif Kim juga telah
sampai sana. Tapi di sana sedang kericuhan.
Ibu korban yang dibunuh ayah Soo
Yeon kembali datang untuk mencari perhitungan dengan ibu Soo Yeon. Ibu Soo Yeon
tak mau disalahkan karena suaminya sudah mendapat hukumannya. Tapi ibu korban
itu tetap memaksa karena anaknya sudah mati sedangkan Soo Yeon (anak si
pembunuh) masih hidup.
Akhirnya ibu Soo Yeon mendorong Soo Yeon dan menyuruh
ibu untuk membawa Soo Yeon saja, “Bunuh atau biarkan dia hidup. Terserah kau
mau melakukan apa!”
Jung Woo terbelalak melihat
kejadian itu. Soo Yeon menangis memohon agar ia diperbolehkan tak pergi, dan ia
seperti mengucap mantra seperti saat ayahnya memukulinya, “Maafkan aku, aku
bersalah..”
Dan matanya bertemu dengan mata
Jung Woo yang terlihat ketakutan. Tak tahan dengan semua ini, ia pun kabur,
melarikan diri dari tempat itu, melarikan diri dari Jung Woo. Tanpa sadar
sepatunya terlepas.
Jung Woo mengejar Soo Yeon dan akhirnya
menemukannya. Soo Yeon menangis dan bersembunyi di bawah luncuran. Soo Yeon
menyembunyikan kakinya yang telanjang dan bercodet.
Jung Woo memberikan sepatu itu
pada Soo Yeon dan berkata, “Aku menemukanmu. Baju berbunga-bunga, anak
terkenal, Lee Soo Yeon,” panggilan Jung Woo membuat Soo Yeon menengadah. Dan
Jung Woo tersenyum saat melanjutkan, “Anak pembunuh, Lee Soo Yeon, jadilah
temanku.”
Jika ada orang yang ingin
berteman, seharusnya kita langsung menerimanya, bukan bertanya ‘kenapa’ seperti
yang ditanyakan Soo Yeon. Karena Jung Woo langsung berkata kalau begitu ia akan
menarik permintaannya kembali.
Dan ia langsung lari, mengagetkan
Soo Yeon. Ia pun langsung mengejar Jung Woo. Ternyata Jung Woo lari mencari
jepit jemuran. Ia menculik satu jepit jemuran dari tetangga Soo Yeon kemudian
menyelipkan di rambut Soo Yeon yang selalu tergerai menutupi mukanya. Dan saat
terlihat jelas wajah Soo Yeon, Jung Woo berkata puas, “Nah.. jadi seperti ini
wajahmu itu.”
Aih.. co cweet..
Jung Woo mengatakan kalau ia tak
akan berpura-pura tak mengenal Soo Yeon lagi. Dan ia meminta maaf. Soo Yeon
terharu dan hampir menangis mendengar kata-kata Jung Woo. Bersamaan dengan itu,
angin bertiup kencang, sehingga Jung Woo langsung membentangkan tangannya dan
berkata kalau ia akan menghalangi angin agar Soo Yeon tak mengeluarkan air
mata.
Sementara itu ibu Soo Yeon yang
menangis-nangis mengutuki suaminya, hanya bisa mematung saat Detektif Kim
berlutut di depannya dan mengatakan kalau pelaku pembunuhan yang sebenarnya
telah tertangkap.
Hyung Joon yang sudah
bersiap untuk memukulkan mangkoknya untuk menarik perhatian Soo Yeon, urung
melakukannya karena melihat Soo Yeon lewat bersama seorang pemuda. Sepertinya sih,
paman dan keponakan itu belum pernah bertemu.
Ternyata Jung Woo mengantarkan
Soo Yeon pulang. Aihh.. manis banget, sih Jung Woo ini.
Hye Mi menyelinap masuk ke rumah
Hyun Joo untuk mengambil tas berisi uang yang disembunyikan Hyun Joo di dalam
piano. Di dalam tas itu ada foto keluarga Tae Joon.
Namun sesampainya di rumah, Tae
Joon sudah menunggunya. Mengira Hye Mi baru bepergian dari jauh, a tak tahu
kalau isi tas itu adalah uang, Ia menyuruh Hye Mi dan separuh mengancam untuk
mencari tahu dimana Hyung Jun berada.
Ibu mabuk-mabukkan setelah
mendengar pengakuan Detektif Kim dan diusir oleh pemilik warung. Soo Yeon yang
menjemput ibu hanya bisa menangis, mengira ibu mabuk karena kondisi keluarga
mereka. Ia menangis dan berkata kalau ia akan berbuat lebih baik lagi demi
mereka.
Ehh? Itu jepit rambut atau jepit jemuran, ya? Ternyata Jung Woo juga mengambil jepit jemuran lagi. Dan aww.. cute banget saat
Jung Woo memakai jepit jemuran itu ke rambutnya sendiri dan senyum-senyum
sendiri.
Keesokan harinya, Jung Woo
melihat kalau teman-teman sekelasnya mulai mem-bully Soo Yeon yang belum datang,
dengan mengecat kursi dan mejanya. Ia marah dan akan menegur temannya itu, tapi
Soo Yeon keburu datang.
Betapa kagetnya Jung Woo melihat
Soo Yeon malah memeluk temannya itu (bukannya dia!) pas dengan kebetulan guru
mereka masuk. Seisi kelas bengong, terkejut melihatnya.
Hasilnya guru itu memarahi teman
yang membully karena berkencan. Hehe.. gadis ini tak butuh dilindungi,
ternyata.
Sementara Jung Woo masih tak
percaya dengan tindakan Soo Yeon (memeluk orang lain!! ). Ia berkali-kali
menoleh ke belakang, namun berkali-kali itu pulalah Soo Yeon menutupi wajahnya dengan
buku.
Aww.. kenapa kalian cute banget, sih..
Setelah kelas usai, Jung Woo
meminta penjelasan tentang tindakan Soo Yeon tadi. Bukankah ia berkata kalau ia
akan menjadi teman Soo Yeon? Soo Yeon berkata kalau ia akan melindungi Jung Woo
dan mereka akan menjadi teman rahasia.
Maka penderitaan Soo Yeon pun berlanjut
di jam istirahat. Teman-temannya bertaruh, siapa yang berhasil memasukkan kotak
susu ke tempat sampah (yang ada di belakang Soo Yeon) akan mendapat 1000 won.
Tapi mereka sengaja tidak melempar ke tempat sampah tapi ke Soo Yeon.
Jung Woo marah, dan berdiri. Tapi
Soo Yeonpun juga berdiri, mengagetkan semuanya. Ternyata Soo Yeon berdiri untuk
mengambil tempat sampah di belakangnya dan menaruh tempat sampah itu di depan
kelas (setelah mengembalikan kotak susu ke dua teman pembully-nya hingga
terciprat ke baju si pembully). Ia menyuruh teman-temannya untuk melempar kotak
susu itu sekarang.
Jung Woo tersenyum melihat aksi
Soo Yeon. Ia pun mengambil kotak susunya, dan dengan keahllian basketnya, ia
berhasil memasukkan kotak itu ke keranjang sampah. Teman-temannya masih
bengong, dan tak bisa berbuat apa-apa ketika Jung Woo mengambil uang 1000 won
karena ia menang taruhan.
Dan dengan muka polos ia keluar
ruang kelas, namun sebelumnya dengan suara keras, ia mengajak Soo Yeon untuk
jajan dengan uang 1000 won itu. Soo Yeon juga bengong.
Hihihi.. gak jadi deh teman
rahasianya.
Dan Jung Woo cuek saat dimarahi
oleh Soo Yeon yang tak mau merahasiakan hubungan mereka karena Jung Woo akan
dikucilkan.
Ia juga cuek mendapat siraman sampah dari lantai dua. Menurutnya
seseorang tak bisa dikucilkan kalau ia mempunyai teman. Dan ini membuat Soo
Yeon tersenyum dan luluh.
Tapi muka Soo Yeon sepertinya
sudah paten muram, membuat Jung Woo menggodanya kalau Soo Yeon marah karena
sekarang ia lebih populer daripada Soo Yeon. Buktinya? Ia meminta Soo Yeon
untuk melepas kertas yang tertempel di punggungnya: no 41 pacaran dengan no 27
dan menyuruh 41 dan 27 untuk bergandengan minggat dari sekolah mereka.
Melewati persembunyian Hyung
Joon, mereka menyadari kalau rumah itu terbakar. Soo Yeon panik dan meminta
Jung Woo untuk membukakan pintu yang digembok itu.
Dengan batu bata, ia mencoba
merusak gembok itu, dan hasilnya tangannya berdarah. Tapi gembok itu berhasil
dibuka.
Hyung Joon mencoba lari, tapi Jung
Woo menghentikannya karena melihat kakinya yang terluka parah. Tak sengaja kalung
Hyung Joon terlepas dan pecah jadi dua.
Mereka membawa Hyung Joon ke
klinik terdekat, dan malah dimarahi oleh dokter karena kondisi kaki Jung Woo
yang sudah sangat parah. Mereka menyuruh Hyung Joon untuk dibawa ke rumah
sakit, jika tidak kakinya bisa diamputasi.
Jung Woo menelepon ibu tirinya
meminta bantuan untuk memindahkan anak itu. Tapi Hye Mi tak mau, hingga Tae
Joon datang, dan berkata kalau ia akan mengirim orang ke sana.
Hye Mi yang tak bisa keluar rumah
karena orang-orang Tae Joon mengawasinya, berhasil kabur setelah mendengar
kalau kamar yang ia sewa kebakaran. Ia segera pergi ke klinik tempat Hyung Joon
dirawat dan dari foto Tae Joon di koper, ia mengenali Jung Woo. Ia juga melihat
Jung Woo memberikan kalung Hyung Joon pada Soo Yeon.
Soo Yeon memberikan kalung itu
pada Hyung Joon (yang ia anggap perempuan). Tiba-tiba Hye Mi masuk dan langsung
membawa pergi Hyung Joon, kemudian membawanya ke dalam taksi.
Soo Yeon dan Jung Woo mengejar
taksi itu, tapi tak berhasil. Hye Mi menenangkan Hyung Joon yang ingin keluar
taksi. Mereka harus segera pergi, karena pemuda yang membawanya ke klinik
adalah anak Han Tae Joon, Han Jung Woo.
Hyung Joon langsung menoleh ke
belakang, merekam wajah Jung Woo.
Jung Woo pulang mendengar ayahnya
marah-marah. Ia tak tahu kalau ayahnya marah karena anak buahnya kehilangan
jejak Hye Mi.
Soo Yeon pulang ke rumah dan
melihat kalau ibunya sibuk berkemas-kemas. Ibunya mau kemana? Ternyata ibunya
mempunyai ide brilian (yang agak gila saya rasa) dengan pindah ke rumah
Detektif Kim yang duda beranak satu.
Ibu tak mempermasalahkan Detektif
Kim yang salah tangkap karena sebenarnya pun ia merasa bersyukur akan suaminya
yang suka menyiksa sudah meninggalkan mereka. Ia akan tinggal di rumah Detektif
Kim hanya sampai Soo Yeon dewasa, dan sebagai gantinya ia akan mengurus rumah
Detektif Kim.
Detektif Kim bengong dan tak tahu
apa yang harus ia lakukan. Putrinya, Eun Joo, menuduh ayahnya punya pacar baru
dan pergi jajan untuk meluapkan rasa marah pada ayahnya.
Tapi ibu tetap pada pendiriannya.
Walau Detektif Kim menawarinya untuk mencarikan solusi lainnya, tapi ibu dan
Soo Yeon akan tinggal di rumah Detektif Kim.
Selain Detektif Kim yang
terkejut, Jung Woo juga terkejut karena saat ia ke rumah Soo Yeon, ternyata Soo
Yeon sudah pindah. Untungnya ia menemukan Soo Yeon di taman. Dengan jepit
jemuran di rambutnya, Soo Yeon berkata kalau ia juga akan memberikan hadiah
pada Jung Woo, namun hadiah itu akan ia berikan saat hujan.
Dan Jung Woo sudah tak sabar
menunggu hujan turun.
Saat Jung Woo mengantarkan Soo
Yeon ke rumah barunya dan ia memegang kaki Soo Yeon yang hanya bersepatu tapi
tak berkaos kaki, dan berkata kalau kakinya nanti kedinginan. Soo Yeon menarik
kakinya.
Ia malu karena kaki itu ada codet panjang yang sangat jelek. Tapi Jung
Woo membesarkan hatinya dengan menunjukkan kalau iapun memiliki berbagai codet
di tubuhnya bekas luka olahraga.
Eun Joo lewat dan tak bisa
berkata-kata melihat betapa tampannya Jung Woo. Ia pun buru-buru kabur karena
melihat senyum Jung Woo. Ia takut pingsan.
Tae Joon mendatangi tempat
persembunyian Hyung Joon dan menyadari kalau Hye Mi yang melarikan Hyung Joon
dan ironisnya, anaknya sendiri yang menyelamatkan Hyung Joon dari kebakaran.
Anak buah Tae Joon menemui Hyun
Joo dan berkata kalau ia akan menjaga keselamatan Hye Mi dan Hyun Joo, jadi
sebaiknya Hyun Joo memberitahukan letak persembunyian Hye Mi. Tapi Hyun Joo tak
percaya. Namun ia tampak khawatir saat pria itu menceritakan tentang kondisi
kaki Hyung Joon yang terluka.
Sementara itu Hye Mi mulai
melancarkan aksinya. Ia menaruh uang di locker umum dan diambil oleh seseorang
yang kemudian membuntuti Jung Woo. Sepertinya Hye Mi akan melaksanakan perintah
Hyun Joo untuk menculik Jung Woo.
Sementara itu Hyun Joo mogok
tak mau minum obat, kecuali dibawa
menemui ibunya. Tapi Hye Mi berhasil memaksa Hyun Joo untuk meminum obat itu
dan berkata kalau sekarang nyawa Hyung Joo dan ibunya tak lagi ada ditangan Tae
Joon, tapi sekarang ada di tangannya.
Pulang sekolah, Jung Woo mengajak
bicara Soo Yeon dengan suara lantang. Soo Yeon jengah, dan meminta Jung Woo
memelankan suaranya. Dan Jung Woo berbicara dengan suara berbisik-bisik, tetap
membuat Soo Yeon jengah karena semua anak memandangi mereka.
Ia pun lari
meninggalkan Jung Woo yang memanggilnya dengan suara yang berbisik, dan keras.
LOL.
Lagi-lagi Jung Woo mengantarkan
Soo Yeon pulang. Ia menghadap ke Soo Yeon dan menggodanya yang tertidur di
dalam bis. Tapi Soo Yeon tetap tidur. Tiba-tiba bis berhenti mendadak dan Soo
Yeon tertarik ke depan..
.. dan bibirnya menyentuh bibir
Jung Woo.
Jung Woo mematung seketika namun
buru-buru menegakkan badannya ketika Soo Yeon tiba-tiba membuka matanya. Ia
mulai beralasan saat melihat Soo Yeon menatap tajam ke arahnya.
"Ini halte kita. Ayo cepat turun! Paman, hentikan bisnya!" |
LOL. Architecture 101, anyone?
Sepanjang perjalanan Jung Woo
hanya diam saja, membuat Soo Yeon bingung. Apakah Jung Woo marah? Tapi Jung Woo
tetap diam.
Akhirnya perhatiannya teralih karena lampu di jalan nyala-mati-nyala-mati.
Soo Yeon berkata kalau ia sebenarnya ingin memperbaiki lampu itu tapi, ia
kurang tinggi.
Maka Jung Woo pun mencoba
memperbaiki lampu itu, yang mungkin longgar. Tapi ia pun juga kurang tinggi.
Maka dengan memegang bahu Soo Yeon, ia berjinjit setinggi-tingginya untuk
mengencangkan lampu itu.
Kali ini hati Soo Yeon yang
berdebar-debar karena tubuh mereka sangat berdekatan. Dan Jung Woo pun
menyadarinya.
Dan Detektif Kim yang lewat pun
menyalahartikan mereka berdua, yang dilihat dari posisinya berdiri, Soo Yeon
dan Jung Woo sedang berciuman. Apalagi saat itu lampu kembali mati.
Super duper LOL. Pasti Detektif
Kim berpikir kalau Jung Woo mencium Soo Yeon dan mematikan lampunya agar tak
keliatan.
Maka ia berteriak dan menjewer
Jung Woo seperti anak nakal. Hehehe..
Dan ada seseorang yang mengawasi mereka, tepatnya mengawasi Jung Woo sejak tadi ia ada di sekolah.
Jung Woo duduk di meja makan,
gugup segugup-gugupnya. Tapi kegugupannya hilang saat Soo Yeon datang. Soo Yeon
dan Eun Joo memakai sweater yang sama, pemberian Detektif Kim. Aww.. ternyata
Detektif Kim sudah menganggap keduanya sebagai anak sendiri.
Eun Joo langsung duduk di samping
Jung Woo, membuat Soo Yeon terpaksa duduk di samping ibunya. Tapi perhatian
Jung Woo tetap pada Soo Yeon yang masuk ke kamar untuk mengambil jepit jemuran
dan memasangkannya di rambutnya. Jung Woo tersenyum padanya, membuat Soo Yeon
tersipu-sipu.
Dan pandangan kedua remaja itu
tak luput dari pandangan Detektif Kim. Ia pun menarik Jung Woo untuk memberi
pelajaran.
Tentu saja Jung Woo ketakutan.
Tapi ternyata Detektif Kim ingin mengajarkan cara bela diri pada Jung Woo. Soo
Yeon dan Eun Joo duduk di tangga dan menonton mereka.
Hmm… sepertinya Jung Woo akan
menganggap Detektif Kim sebagai sosok ayah deh.. Bukannya ia sudah tak
mempunyai ayah. Tapi ya, karena ayahnya, Tae Joon, adalah ayah yang agak-agak
beda.
Eun Joo heran, bagaimana cowok
sekeren Jung Woo bisa dekat dengan Soo Yeon. Soo Yeon tertunduk lesu, dan
menjawab kalau ialah yang menyukai Jung
Woo dan mungkin Jung Woo menjadi temannya karena kasihan.
Dan Eun Joo memeluk bahu Soo
Yeon, menghiburnya agar tabah dan kuat, karena mereka adalah putri polisi.
Eun Joo bergabung dengan ayahnya yang
menyuruh mereka untuk latihan bela diri. Ibu duduk menggantikan Eun Joo dan
memuji sweater Soo Yeon yang tampak cantik dipakai olehnya. Soo Yeon tersenyum
bahagia mendengar pujian ibu.
Dan mungkin inilah saat-saat yang
membahagiakan. Dengan disaksikan oleh ibunya, Soo Yeon bergabung dengan yang
lain. Detektif Kim mengambil jepit jemurannya dan menggodanya dengan memakai
jepit itu di rambutnya sendiri.
Aww… Mereka berempat
kejar-kejaran memperbutkan jepit jemuran itu.
Di tangga yang sama, Soo Yeon
duduk dan menulis di dinding, Aku
merindukanmu.
Ia menoleh saat ada seseorang
memanggilnya.
Ternyata Jung Woo (Yoo Chun-ah…!)
yang memanggilnya. Soo Yeon tersenyum memandangnya.
Tapi Jung Woo nampak sedih
melihat Soo Yeon, “Mengapa kau tersenyum? Aku sangat marah hingga rasanya aku
mau mati. Aku sangat marah hingga rasanya aku mau gila. Aku akan menunggu untuk
hari ini saja. Hanya hari ini saja.”
Dan ternyata Jung Woo berkata
pada udara kosong. Tak ada Soo Yeon di hadapannya. Hanya ada tulisan Soo Yeon di dinding yang sudah hampir
pudar.